Puisi Prosais itu apa sih?
Hai, Sobat!
Apa kabar nih? di tengah serangan virus corona ini jangan jadikan sebagai alasan untuk malas-malasan, ya sobat! terus tunjukan semangatmu!
Nah, saya mau bahas sesuatu nih, tentang salah satu jenis puisi yang masih belum dikenal khalayak orang ramai. sudah bisa ditebak ya puisi apa itu (lihat judul :)).
Di zaman sekarang ini, muncul banyak puisi-puisi jenis baru sobat. Sekarang puisi udah enggak cuman bersajak A-A-A-A atau A-B-A-B, setuju gak? semakin ke sini, semakin macam-macam puisinya, salah satunya puisi prosais.
Dalam perkembangannya, puisi prosais ini termasuk puisi kontemporer, Sobat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontemporer berarti waktu kini. Jadi, anggap saja puisi kontemporer itu adalah puisi yang kekinian atau jika dalam bahasa panjangnya adalah puisi yang berusaha lari/kabur/pergi/minggat dari bentuk puisi konvensional (kurang panjang gak tuh hehe). Kalau begitu, puisi prosais apa dong? tenang sobat, bakal dijelasi juga kok, sabar.
Puisi prosais adalah puisi yang bentuknya berbeda pada umumnya, kalau biasanya puisi lainnya ditulis dalam bentuk bait atau baris/larik, puisi prosais ditulis dalam bentuk paragraf layaknya karangan prosa. HAH? kok bisa? ya bisa dong, itu buktinya ada. Jadi, intinya puisi prosais adalah puisi yang ditulis dalam bentuk paragraf.
Alfa punya tagline nih sobat. Ada yang berparagraf tapi bukan prosa, ada yang berbaris tapi bukan puisi. kita fokus pada enam kata yang pertama ya, buat enam kata selanjutnya inshaAllah nanti akan Alfa bahas dipostingan berikutnya.
Lalu apa bedanya dengan karangan prosa? mungkin dari kalian ada yang berpikir tidak ada bedanya atau sulit sekali dibedakan. Tapi, tenang sobat. Nyatanya, gampang kok dibedain, cukup memperhatikan tiga aspek ini :
1. Diksi
Yang namanya puisi pasti identik sama yang namanya diksi. Bila yang sering baca puisi pasti langsung tahu kok, mana yang puisi dengan mana yang prosa/narasi. karena pada puisi biasanya diksi lebih terasa. setuju gak?
2. Penokohan
Dalam hal ini tokoh mungkin hanya sebatas dia, aku, engkau, enggak muluk-muluk. berbeda dengan karangan prosa yang lebih mendeskripsikan kalau tokohnya itu seperti apa.
3. Alur/Plot
Dalam puisi, alur tentu tidak terlalu diperhatikan sobat dan cenderung lebih menggunakan gaya bahasa untuk menjelaskan alur puisi tersebut (malahan, ada loh puisi yang tidak memakai alur sama sekali)
Ah, tapi kok puisi berparagraf sih? enggak percaya aku?
Masih enggak percaya? nih Alfa kasih contohnya
-Aan Mansyur-
BAHASA BARU
Di bawah langit yang sama, ada dua dunia _berbeda_. Jarak yang membentang di antaranya menciptakan bahasa baru untuk _kita_. Tiap kata yang kau ucapkan selalu berarti _kapan_. Tiap kata yang kukecupkan melulu berarti _akan_.
Nah, itu dia contohnya. Ada yang belum kenal dengan Mas Aan Mansyur? sudah sering/pernah dengar kan pasti, kalau belum kenalan gih sana.
Okay cukup sampai di sini dulu ya. Kita belajar sedikit-sedikit supaya bisa mudah diingat dan dipahami. Sedikit-sedikit lalu menjadi bukit.
0 Komentar